Pembelajaran di masa pandemi baik bagi siswa full day maupun boarding telah membentuk karakter yang berbeda dengan generasi sebelum masa pandemi. Keterbatasan interaksi dengan para guru serta keterbatasan komunikasi sesama teman telah melahirkan pengalaman tersendiri. Demikian pula aktivitas belajar secara online, pembatasan jumlah siswa di kelas sampai pada bergilirnya waktu belajar secara tatap muka, sedikit banyak telah membentuk kebiasaan baru dalam menjalani proses belajar.
Bagi siswa yang aktif dan memiliki semangat yang tinggi dalam menggaapai cita-cita, tentu metode, model, dan media belajar tidak menjadi halangan. Kelompok ini akan tetap belajar, dengan cara apapun, baik online maupun offline. Namun, bagi sebagian siswa yang semangat belajarnya kurang, maka perlu dorongan, baik dari sekolah maupun orang tua. Keterbatasan interaksi dan komunikasi dengan guru dan teman-temannya, menyebabkan aktivitas belajar yang dijalani apa adanya, atau dengan kata lain, yang penting belajar. Belajar hanya sebatas menggugurkan kewajiban.
Oleh karena itu, Yapidh sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengelola jenjang TK sampai Sekolah Tinggi, senantiasa mendorong para siswa dan santri dengan memberikan motivasi dan penyegaran, Aktivitas seperti seminar, bimbingan, kunjungan edukatif, bahkan lomba-lomba antarsiswa tetap dilaksanakan disesuaikan dengan masa pandemi. Tidak lupa pula, Pondok Pesantren Yapidh yang mengharuskan sebagian siswa SMPIT dan SMAIT untuk tinggal di asrama, senantiasa mengadakan aktivitas pembinaan, motivasi dan penyegaran, baik dilakukan di ruang tertutup maupun ruang terbuka (alam).
Beberapa agenda tersebut adalah Rihlah Qur’aniyyah, berupa program tadabur alquran di alam terbuka. Aktivitas ini dilaksanakan setiap tahun, melibatkan semua santri yang tinggal di asrama. Selain itu, untuk menambah wawasan sekaligus kemampuan berkomunikasi, Pondok Pesantren Yapidh pun kerap mengadakan seminar dan pelatihan bagi semua santri dan santri.