Yapidh bekerjasama dengan IMLA dan Al Arabiyah Baina Yadaika dari Arab Saudi telah mengadakan Pelatihan Bahasa Arab bertaraf International,. Hal tersebut diinisiasi Tim Bahasa Yapidh. Agenda yang dilaksanakan di Aula Yapidh pada 8 Agustus 2025 ini dihadiri sekitar 30 peserta yang merupakan perwakilan dari Pesantren, guru SMPIT Yapidh, SMAIT Yapidh, dan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah).
Bahasa Arab dan pesantren adalah dua identitas yang tidak dapat dipisahkan. Ini menjadi perhatian khusus dari Tim Bahasa Yapidh untuk terus dikembangkan. Pelatihan ini sebagai komitmen Yapidh untuk menghidupkan lingkungan berbahasa Arab yang terbaik dan menanamkan nilai-nilai Islam melalui skill berbahasa “Bahasa Arab sangat penting di dalam sebuah sekolah Islam. Kami menginginkan Yapidh menjadi lembaga Islam yang sungguh-sungguh mempelajari Islam di samping sains dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional,” ucap Dr. Luthfi Munawar selaku Koordinator Pesantren, LTQ & Bahasa YAPIDH. Adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni sangat dibutuhkan untuk hal ini. Dimulai dari tenaga pendidik yang kompeten dan handal sehingga mampu memberikan teladan bagi siapa saja yang belajar di Yapidh. Lebih lanjut Dr. Luthfi Munawar mengungkapkan, “guru-guru sebagai motor penggerak utama dalam mewujudkan cita-cita ini. Dengan acara ini, saya berharap para pengajar bisa semakin ahli dan profesional sebelum terjun ke lapangan.”
Pelatihan dimulai dari jam 08:00-16:00 WIB yang diikuti oleh 30 orang tenaga pengajar bahasa arab dari internal Yapidh dan dari lembaga luar. Selama acara berlangsung, baik pemateri, peserta dan pembawa acara menggunakan bahasa Arab secara penuh. Acara dibuka dengan sambutan singkat dari Dr. Ahmad Qusyairi Suhail selaku Ketua Pengurus Harian Yapidh. Dengan berbahasa Arab, beliau menyampaikan bahwa Yapidh sangat serius untuk mewujudkan pesantren yang seluruh kegiatannya menggunakan bahasa arab. Pelatihan ini sebagai langkah awal yang diharapkan dapat memicu semangat asatidzah untuk terus berperan aktif dan berkontribusi nyata demi tujuan yang mulia ini.
Tidak tanggung-tanggung, Tim Bahasa mengundang pemateri dari dua universitas ternama. Yakni, Prof. Dr. Sholeh bin Abdullah Asy-Syitsri dari King Khalid University dan Prof. Dr. Uril Bahruddin dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Prof. Dr. Sholeh bin Abdullah Asy-Syitsri berbagi pengalamannya tentang penerapan berbahasa Arab yang efektif dan efisien. Berbahasa Arab tidak hanya sebatas kegiatan biasa, melainkan melekat pada diri setiap orang yang serius dalam mendalami ajaran Islam.
“Bahasa Arab bukan hanya alat berkomunikasi. Ini lebih dari itu, ia adalah gerbang pembuka dalam mempelajari agama Islam yang luas. Agama Islam akan lebih mudah dipahami jika kita menggunakan bahasa Arab karena sumber-sumber keilmuan Islam menggunakan bahasa Arab,” tutur Dr. Sholeh dalam penyampaian materinya
Prof. Sholeh juga menjabat sebagai anggota tim Al arabiyah Lil jami’ atau penyusun buku ABY. Buku yang dijadikan sumber utama dalam mempelajari bahasa Arab di setiap unit yang berada di bawah naungan yayasan. Beliau menekankan untuk menguatkan komitmen para peserta dalam mengajarkan bahasa Arab. Niatkan untuk beribadah kepada Allah Subhanallahi wata’ala. “Mengajarkan bahasa Arab bukankah hal mudah, apalagi bagi seseorang yang tidak berbahasa Arab dari kecil. Tetapi dengan semangat asatidzah untuk menyebarkan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamain dan pertolongan Allah, maka insyaallah akan ada kemudahan dalam setiap langkah kita,” kata beliau untuk menyemangati para peserta.
Beliau juga mengapresiasi terhadap pelaksanaan pelatihan bahasa Arab yang sangat baik, mulai dari pelayanan, jalannya kegiatan, antusias peserta, serta tempat yang nyaman dan representatif. “Saya sangat senang bisa berbagi ilmu di tempat ini (Yapidh). Semuanya dipersiapkan dengan baik. Saya berjanji untuk ikut andil dalam mengawal perkembangan bahasa Arab di Yapidh. Nantinya bisa diagendakan dauroh yang lebih fokus dengan jangka waktu yang lebih lama. Saya akan mendatangkan tim khusus dari Al arabiyah Lil jami’ yang datang langsung dari Arab Saudi.
Pemateri kedua, yakni Prof. Dr. Uril Bahruddin yang juga menjabat sebagai ketua IMLA (Organisasi Persatuan pengajar bahasa Arab Indonesia) menuturkan akan pentingnya pelatihan seperti ini. Beliau yakin bahwa Yapidh akan menjadi yayasan yang sukses dalam menerapkan bahasa arab. “Dengan adanya SDM yang berintegritas, akan sangat memungkinkan untuk Yapidh berkembang dan menjadi yayasan percontohan di Kota Bekasi,” ucap beliau.
Peserta yang hadir merasakan oase baru dalam pengetahuan bahasa arab, terutama dalam mengajar dan menerapkan berbahasa arab.
Ustaz Nur Kholis yang menjadi peserta bersyukur bisa mengikuti acara, “MasyaAllah, acaranya keren.” Ust Muhammad Nur Khazin, MA, Direktur Lembaga Pendidikan El-Tartil, Bekasi, salah satu peserta pelatihan, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan acara ini. “Sebuah pelatihan yang istimewa. Saya belajar bagaimana mengajarkan bahasa Arab kepada nonpenutur asli dengan cara yang mudah dan sederhana, dengan berfokus pada berbagai aspek yang selama ini diabaikan oleh banyak lembaga pendidikan.
Ustaz Abdullah Ahzami sebagai peserta merasakan manfaat yang bisa ia terapkan di lingkungan Yapidh ataupun di kelas.
MasyaAllah, saya senang bisa mengikuti pelatihan ini. Ini memberi saya banyak manfaat dan bisa saya praktikkan saat mengajar bahasa Arab di kelas nanti,” ucapnya dengan penuh semangat.
Senada dengan itu, Ust. Ahmad Fikri yang juga sebagai peserta, bersyukur karena bisa mendapatkan ilmu dari pakarnya langsung.
“Alhamdulillah, materi langsung disampaikan oleh pakarnya, Dr. Shaleh bin Abdullah al-Syasry dan Prof. Dr. Uril Bahruddin. Saya mendapatkan banyak wawasan baru dalam mengajar bahasa Arab dan metode terbaik untuk mengajar,” ucap Ustaz Fikri, sapaan akrabnya.
Ustazah Zahritunnisa yang juga sebagai seorang dosen di STIU Darul Hikmah mengungkapkan, “Kunci mengajar itu memang pada kreativitas. Pelatihan seperti kemarin menurut saya memberikan rambu sekaligus sketsa awal bagi kreativitas pengajaran bahasa arab.”
Keberhasilan acara ini menjadi bukti bahwa Yapidh siap menerapkan bahasa Arab dalam setiap kegiatannya. Dan diharapkan ilmu yang sudah didapatkan dapat diterapkan dan memberikan dampak signifikan pada proses belajar mengejar di lingkungan Yapidh. (AH)