

Oleh : Dr. H. Ahmad Kusyairi Suhail, M.A. (Ketua Pengurus Harian Yapidh) *)
Adab adalah fondasi utama pendidikan Islam. Rasulullah ﷺ diutus untuk menyempurnakan akhlak, dan seluruh perjalanan hidup beliau adalah teladan adab yang agung. Dalam pendidikan Islam, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendidik dan teladan bagi murid.
Imam Abu Zakariya Al-Anbari bahwa “ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti roh tanpa jasad.” Hal ini menunjukkan bahwa adab adalah ruh penggerak ilmu. Nabi ﷺ pun menegaskan bahwa akhlak mulia menjadi sebab terbesar seseorang masuk surga.
contoh praktis Adalah adab makan yang diajarkan Nabi ﷺ seperti membaca basmalah, makan dengan tangan kanan, dan mengambil makanan dari bagian yang terdekat. Guru perlu kompak menegur siswa yang makan sambil berjalan atau tidak menjaga kesopanan, karena itu bagian dari pembentukan karakter.
Aadab berbicara. Para sahabat berbicara lembut, tidak meninggikan suara, dan memanggil Nabi ﷺ dengan penuh hormat. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk menjaga kesopanan berbicara, baik kepada guru maupun kepada teman, sebagai bagian penting dari adab sehari-hari.
Kisah Abu Ayyub dan istrinya yang sangat berhati-hati agar tidak mengganggu Nabi ﷺ menjadi pelajaran tentang kepekaan. Siswa perlu ditanamkan rasa empati, menjaga ketenangan, dan sensitif terhadap kenyamanan orang lain, baik di kelas, masjid, maupun lingkungan asrama.
Pembiasaan adab sangat penting diberikan sejak dini. Nabi ﷺ memerintahkan anak usia tujuh tahun untuk mulai disiplin salat sebagai bentuk takwid. Ini menunjukkan bahwa adab tidak cukup disampaikan sekali, tetapi harus dilatih terus-menerus hingga menjadi kebiasaan.
Selain itu, adab dalam penampilan melalui kisah Imam Malik kecil yang dipersiapkan ibunya sebelum belajar. Guru dan sekolah perlu menegakkan aturan kerapian, kebersihan, dan kesopanan pakaian, karena penampilan adalah bagian dari adab yang mencerminkan kedisiplinan diri.
Terakhir, Sayyidina Ali r.a. mendahulukan adab sebelum ilmu. Sekolah harus membentuk siswa menjadi Syakhsiyah Mahbūbah—pribadi yang dicintai dan dirindukan kebaikannya—melalui kerja sama seluruh elemen sekolah. Adab adalah inti peradaban, dan siapa yang menjaga adabnya akan Allah jaga ilmunya.
*) Disampaikan dalam Acara Dauroh ke- 8 Manajemen Sekolah dan Pesantren Yapidh Rabu, 3 Desember 2025 di Villa Pinus Bogor