Tahun Pelajaran 2022-2023 merupakan tahun yang patut kita syukuri, mengingat perkembangan pandemi Covid 19 yang semakin menurun. Tahun pelajaran ini pun menjadi momentum untuk kembali beraktivitas secara offline, termasuk di lingkungan sekolah dan pesantren. Dengan adanya kebijakan offline ini, memungkinkan sekolah dan pesantren untuk memacu kreativitas peserta didik sehingga mendorong lahirnya prestasi dari kalangan siswa dan santri. Untuk itulah Yapidh dalam Tahun Pelajaran 2022-2023 mengangat tema At Tafawwuq Bila Hudud ‘Mengukir Prestasi Tiada Henti’, sebagai rasa syukur sekaligus motivasi untuk pendidik dan peserta didik yang ada di Yapidh.
Sebagai mana biasa, kegiatan awal tahun diawali dengan agenda penegenalan sekolah dan pesantren untuk semua orang tua Kelompok Bermain (KB), TKIT, SDIT, SMPIT, SMAIT, dan juga pesantren, baik di Yapidh Bekasi maupun Ponpes Yapidh Sentrul Bogor, yang mengelola Pesantren Khusus Tahfizh, SMPIT dan SMAIT program tahfizh.
Pengenalan ini dimaksudkan agar tersampaikannya program-program dan tata tertib sekolah dan pesantren yang ada di Yapidh kepada semua orang tua/wali murid, sehingga terbentuk kesamaan persepsi antara orang tua, sekolah, dan pesantren.
Agenda selanjutnya adalah pengenalan program sekolah/pesantren kepada semua siswa dan santri baru di jenjang masing-masing. Sementara itu aktivitas KBM akan dilaksanakan selepas kedua agenda di atas.
Sebagai mana diuraikan di atas bahwa tahun ini Yapidh mencanangkan tema At Tafawwuq Bila Hudud ‘Mengukir Prestasi Tiada Henti’. Tema ini telah disampaikan oleh Dr. H. Ahmad Kusyairi Suhail, M.A., selaku Ketua Pengurus Harian Yayasan pada saat persiapan rapat kerja sekolah dan pesantren yang ada di Yapidh. Adapun uraian singkatnya dapat kami sampaikan sebagai berikut.
Urgensi At Tafawwuq
Pertama, at tafawwuq atau kesungguhan mencapai prestasi bukti kesungguhan dan kebenaran keyakinan (iman) kita. Utk mencapai kesempurnaan (kesholehah) dan kebahagiaan. Bila tdk ada keinginan utk maju dan lebih baik berarti ada masalah dg keimanan. Kita juga harus konsisten akan prinsip Hari Esok Harus Lebih Baik daripada Hari ini. Oleh karena itu, tahun yg akan datang harus lebih baik dari tahun ini, karena jika sama maka termasuk itu rugi.
Kesungguhan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan iswa dalam lomba-lomba nasional mauoun internasional, menguatkan kebersamaan dalam meningkatkan kebaikan. Baabilu fil a’amal, serta berani perubahan secara terus-menerus (Kaizen)
Kedua, at tafawwuq atau kesungguhan mencapai prestasi adalah tanda/bukti Allah mencintai hambanya (QS. Al Anbiya: 73). Ada hamba-hamba yg dipilih oleh Allah sebagai pembuka pintu- pintu peningkatan kebaikan (miftah min mafatihul khair). Dalam hal ini, Rasulullah saw pun mengingatkan bahwa tidak semua manusia menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan. Itulah sebabanya dipilihlah pemimpin/mas’ul, karena mereka adalah orang-orang yg dipilih oleh Allah utk menjadi pembuka kebaikan dan penutup keburukan
Namun, ada juga orang yang menutup pintu kebaikan, sekalipun pintu-pintu kebaikan tersebut sudah terbuka lebar di depan mata, naudzubillah min dzalik. Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi, sekolah, ataupun yayasan sangat diperlukan wihdatul Istihar ‘kesatuan perasaan’
Ketiga, at tafawwuq akan menolong dari kesulitan dan kekurangan. Orang yang bersungguh-sungguh akan bersemangat dalam merealisasikan apa yang diinginkannya. Demikian juga ketika kita mencanangkan suatu program dalam organisasi perluditunjang dengan kesungguhan uang optimal.
Keempat, at tafawwuq menjadi sebab dikabulkannya doa, harapan dan keinginan kita (sebagaimana doa Nabi Zakaria as). Hubbul khoirot atau semangat berkompetisi dalam kebaikan menjadi sebab dikabulkannya doa, yusari’u fil khoirot. Sebagai mana dalam perspektif Islam bahwa niat menjadi ibadah.
Kelima, at tafawwuq menjadi sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat. Manusia – manusia terbaik adalah manusia yang memiliki semangat meraih prestasi. Dalam riwayat digambarkan bahwa Umar r.a.. ingin sekali mengungguli Abu Bakar r.a. dalam berbagai macam kebaikan/prestasi. Dalam perang Tabuk, Umar r.a. mengatakan bahwa hari ini aku akan ungguli Abu Bakar. Abu Bakar membawa separuh hartanya untuk berperang, ternyata Abu Bakar r.a, mamalah membawa semua hartanya, Ketika Abu Bakar ditanya, “Apa yang kau tinggalkan?” maka beliau menjawab, “Kutinggalkan untuk mereka Allah dan Rasulnya.”
Di usia yang ke-39, Yapidh mencanangkan at tafawwuq billa hudud ‘berprestasi tiada henti’. Hal ini bertujuan untuk mengokohkan prestasi-perestasi akademik dan nonakademik yang sudah diraih. Berprestasi Tiada Henti selain bermakna konsisten dalam melahirkan generasi Faqih dan Qurani, juga meningkatkan prestasi lainnya. Prestasi yang tidak hanya dalam ruang lingkup lokal dan regional. Namun, bertekad mengantarkan para siswa dan santri untuk berpresatsi di ajang nasional dan internasional. Untuk mencapai hal tersebut tentu membutuhkan kesungguhan dan peran serta semua pihak. Allahumma inni ‘as ‘aluka fi’lal khoirot, Ya Allah Swt., memberikan kami banyak kebaikan